Kenali Ciri Penyakit Difteri, Pencegahan Dan Pengobatannya
Ciri-ciri, pencegahan dan pengobatan difteri - Sepanjang tahun 2017, Indonesia kembali dihebohkan dengan adanya penyakit menular yaitu Difteri. Penyakit ini disebabkan bakteri Corynebacterium diphtheriae yang menyerang bagian selaput lender (mucus) pada tenggorokan dan hidung, namun dalam kondisi tertentu juga bisa menyerang bagian kulit. Waspadai bahaya dan komplikasi penyakit ini yaitu, sumbatan saluran pernafasan, infeksi jantung, saraf dan bahkan kematian.
Apa itu penyakit difteri ?
Difteri ialah penyakit menular akut yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium diphtherine. Penyakit ini menular melalui droplet pernafasan seperti saat kita batuk atau bersin dari orang yang terinfeksi, selain itu difteri juga bisa menular melalui benda-benda yang sudah terkontaminasi dari makanan.
Bakteri difteri berasal dari kelompok bakteri gram positif yang bersifat mudah menyebar, sehingga resiko difteri akan mewabah pada suatu daerah menjadi lebih tinggi. Ciri khas seseorang terjangkit dengan bakteri ini dapat dilihat dari bentuk lapisan berwarna abu-abu yang disebut pseudomembran pada tenggorokan dan amandel. Lapisan berwarna abu-abu tersebut merupakan tumpukan sel-sel mati akibat dari racun yang dihasilkan oleh bakteri difteri.
Apa ciri-ciri penyakit difteri ?
Gejala awal dan ciri-ciri seseorang terkena penyakit difteri adalah antara lain sebagai berikut :
1. Suara serak.
2. Nyeri saat menelan.
3. Kesulitan saat bernafas.
4. Tenggorokan terasa sakit.
5. Tenggorokan dan amandel ditutupi oleh membran berwarna abu-abu.
6. Membesarnya kelenjar getah bening di leher.
7. Demam menggigil.
8. Detak jantung meningkat.
Bagaimana pertolongan pertama penderita difteri ?
Dibawah ini terdapat pertolongan pertama pada penderita difteri adalah antara lain sebagai berikut :
1. Segeralah kedokter terdekat bila mulai menemukan ciri atau gejala difteri.
2. Lakukan pemeriksaan swab (hidung atau tenggorokan).
3. Setelah itu akan dilakukan uji laboratorium, apabila memang terbukti terserang bakteri ini maka bisa diberikan terapi oleh dokter.
Cara pencegahan difteri
Adapun cara-cara yang dapat dilakukan guna mencegah penyebaran penyakit difteri adalah antara lain sebagai berikut :
1. Memberikan imunisasi pada anak-anak dengan cara : imunisasi DPT/HB untuk anak bayi. Imunisasi diberikan sebanyak 3 kali pada saat usia 2 bulan, 3 bulan dan 4 bulan. Untuk imunisasi anak usia sekolah dasar, kurang dari 7 tahun dan hanya satu kali saja. Vaksin TD dewasa untuk usia diatas 7 tahun.
2. Hindari kontak langsung dengan penderita difteri.
3. Jaga kebersihan, biasakan selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
4. Jaga stamina, olahraga dan makan-makanan yang bergizi.
5. Periksa kesehatan secara rutin.
6. Apabila ada keluhan sakit saat menelan, segera periksa ke unit pelayanan terdekat.
7. Gunakan masker.
Cara pengobatan difteri
Seseorang yang terserang difteri harus segera mendapatkan pengobatan oleh dokter. Pengobatan pasien difteri dilakukan dengan menetralisir racun exotoxin, serta mematikan bakterinya. Hal ini dilakukan dengan pemberian antitoksin difteri dan antibiotik seperti erythromycin atau penicillin.
Penderita difteri juga harus di isolasi agar tidak menyebarkan bakteri difteri kepada orang terdekat kita keluarga dan teman. Dalam jangka waktu sekitar dua hari setelah pemberian antitoksin dan antibiotik difteri, keadaan pasien akan mulai membaik. Dokter akan melakukan pemeriksaan apakah bakteri difteri sudah benar-benar tidak lagi menginfeksi tubuh pasien.
Apabila sudah bersih maka pasien bisa dinyatakan sembuh. Semoga artikel ini bermanfaat untuk kita semua. Bantulah keluarga, teman dan orang-orang terdekat anda mengenali ciri, gejala, pencegahan serta pengobatan penyakit difteri. (Writer : Ochen)