Contoh Soal Test Ujian K3 Dan Jawabannya

Contoh soal test ujian manajemen K3 dan jawabannya - Pada pembahasan kali ini akan diuraikan contoh soal ujian manajemen K3 yang dilengkapi dengan kunci jawabannya masing-masing yang mana sebelumnya telah dijelaskan apa saja yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan kerja (K3). Untuk mengetahui apa itu K3 dan apa saja tujuan K3 pada perusahaan, dapat Anda ketahui dibawah ini.


Soal dan jawaban ujian K3

Apa saja hal-hal yang mencakup pada soal-soal manajemen K3 ini pastinya tidak terlepas dari berbagai materi yang berkaitan dengan Behavior Based Safety (BBS), OHSAS 18001 dan Job Safety Analysis (JSA). Oleh karena itu semoga contoh soal ujian manajemen K3 beserta jawabannya ini dapat membantu anda dalam mengetahui materi demi materi tentang K3.

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan BBS (Behavior Based Safety), bagaimana cara melakukannya serta apa manfaat behavior based safety bagi perusahaan ?


Jawaban :
a. Behavior based safety atau yang disingkat BBS adalah upaya pencegahan terjadinya insiden secara proaktif yang berfokus pada At Risk Behavior atau perilaku berbahaya yang berpeluang menyebabkan terjadinya insiden.


b. Didalam buku psikologi safety karya E.Scott Geller, beliau menjelaskan bahwa salah satu metode yang bisa digunakan guna mengidentifikasi dan merubah perilaku-perilaku yang kritikal adalah dengan metode cara DO IT. Adapun metode DO IT merupakan singkatan dari :

1. D (Define) adalah menetapkan target perilaku yang akan dievaluasi dan diamati.
2. O (Observe) adalah meneliti dan mengamati target perilaku yang diamati untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan unsafe behavior dalam masa pra-intervensi untuk menetapkan tujuan perubahan perilaku.
3. I (Intervene) adalah intervensi yang dilakukan kepada target untuk mengubah perilaku yang diinginkan.
4. T (Test) adalah menguji dampak perilaku dari intervensi dengan melanjutkan observasi kepada target selama masa intervensi.

Contoh Soal Test Ujian K3 Dan Jawabannya

c. Adapun manfaat dari penerapan behavior based safety yang terencana dalam suatu perusahaan adalah antara lain sebagai berikut :
1. Penurunan angka laporan kejadian insiden kerja bahkan nihil.
2. Menciptakan lingkungan kerja yang aman dengan menciptakan safety culture yang kuat dan mengakar dengan baik di lingkungan kerja.
3. Mengurangi angka accident rate dan kerugian akibat insiden kerja.
4. Sebagai investasi jangka panjang dan dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
5. Upaya proaktif dalam meminimalkan potensi insiden yang disebabkan karena kelalaian manusia atau pekerja.

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan OHSAS 18001, apa fungsi dan manfaatnya bagi organisasi dan bagaimana menerapkan OHSAS 18001 kedalam sistem manajemen organisasi ?


Jawaban :
a. OHSAS 18001 adalah singkatan dari Occupational Health and Safety Assesment Series-18001 yang merupakan standar internasional untuk penerapan Sistem Manajemen Kesehatan & Keselamatan Kerja atau biasa disebut Manajemen K3.

Tujuan dari OHSAS 18001 ini sendiri tidak jauh berbeda dengan tujuan Sistem Manajemen K3 Permenaker yaitu perlindungan terhadap para pekerja dari hal-hal yang tidak diinginkan yang timbul dari lingkungan kerja pekerjaan itu sendiri yang berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan para pekerja dan tidak menimbulkan kerugian bagi perusahaan dan pekerja itu sendiri.

b. Tahapan dalam penyusunan Sistem Manajemen K3 menurut OHSAS 18001 dibagi menjadi 7 tahapan yaitu diantaranya adalah :

1. Melakukan indentifikasi resiko secara dini dan bahaya kepada lingkungan.
2. Menyesuaikan atau melaksanakan ketetapan undang-undang dan peraturan hukum yang berlaku.
3. Menetapkan sebuah target perusahaan dalam pelaksana program tersebut nantinya.
4. Semua komponen dalam perusahaan melaksanakan program perencanaan demi tercapainya target dan objek yang telah ditentukan oleh perusahaan.
5. Mengharuskan adanya perencanaan terhadap kejadian darurat dalam operational.
6. Jangan lupa untuk melakukan review ulang terhadap target dan para pelaksana system.
7. Penetapan kebijakan sebagai usaha untuk mencapai kemajuan yang berkesinambungan.

c. Untuk menerapkan system Manajemen K3 ini dibutuhkan tiga tahapan proses, yang mana proses tahapan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Tahap Indentifikasi Awal Manajemen K3-OHSAS 18001
Analisa atau identifikasi terhadap tingkat kecukupan terhadap sistem dan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja di organisasi atau industri.

a. Mencakup evaluasi proses sistem tersebut di organisasi sebelumnya.
b. Pemeriksaan terhadap prosedur yang ada berikut dengan dokumennya.
c. Analisa tingkat insiden kerja pada masa lalu dan peraturan atau perundang-undangan yang berlaku.

2. Tahap persiapan dan Implementasi Manajemen K3-OHSAS 18001
Tahap ini merupakan tahap persiapan dokumen dan program kerja serta pelaksanaan implementasinya. Pada tahap ini ada beberapa elemen yang harus diperhatikan yaitu diantaranya :

a. Kebijakan kesehatan dan keselamatan kerja serta managementnya.
b. Organisasi, sumberdaya dan training.
c. Pengendalian operasional yang menjadi titik tolak prosedur proses dan peraturan.
d. Kesehatan dan keselamatan kerja serta perijinannya dilingkungan kerja.
e. Tujuan dan target dari pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja.
f. Panduan system kesehatan dan keselamatan kerja dan dokumentasi.
g. Pengendalian operasional yang mencakup adalah sebagai berikut:

1. Pemantauan kesehatan kerja.
2. Persiapan proyek.
3. Pembelian yang berhubungan dengan hal tersebut.
4. Pemasok.
5. Pemeriksaan dan tindakan pencegahan.
6. Investigasi dan tindakan perbaikan secara terus menerus.

3. Tahap penilaian kinerja proses Manajemen K3-OHSAS 18001
Tahap ini merupakan tahap penilaian terhadap system yang telah diterapkan yang mencakup diantaranya adalah seperti berikut :
a. Penilaian dokumentasi.
b. Verifikasi penerapan.
c. Tindakan perbaikan atau pencegahan yang diperlukan secara terus menerus.

3. Apa yg dimaksud dengan JSA (Job Safety Analysis), apa manfaat JSA bagi perusahaan dan bagaimana cara melakukan JSA ?


Jawaban :
a. Job safety analysis atau yang disingkat JSA adalah teknik manajemen keselamatan yang berfokus pada identifikasi bahaya dan pengendalian bahaya yang berhubungan dengan rangkaian pekerjaan atau tugas yang hendak dilakukan.

JSA ini berfokus pada hubungan antara pekerja, tugas atau pekerjaan, peralatan dan lingkungan kerja. Idealnya, setelah anda (supervisor) mengindentifikasi bahaya yang ada di area kerja, anda harus menentukan langkah-langkah pengendalian untuk meminimalkan bahkan menghilangkan resiko tersebut.


b. Manfaat JSA bagi perusahaan adalah :
1. Memperkecil tingkat insiden kerja dan penyakit akibat kerja.
2. Setiap bahaya yang nampak dapat di identifikasikan dan perusahaan mengambil keputusan pengendalian resiko, hingga apabila aplikasinya teratasi, maka hal itu dapat turunkan tingkan insiden kerja.
3. JSA dapat menolong penyelidikan insiden kerja.
4. Jika suatu insiden terjadi disuatu pekerjaan yang sudah dianalisis, maka dengan memakai hasil analisa itu perusahaan dapat tahu penyebab munculnya insiden dan mengambil keputusan perbaikan yang diperlukan. Jika terdapat bahaya yang belum teridentifikasi, dengan JSA ini dapat di ketahui.
5. JSA dapat diintegrasikan kedalam system mutu dan manfaat produksi pada saat yang bersamaan.

c. Cara melakukan JSA
1. Memilih pekerjaan yang akan dianalisis
Untuk memulai proses JSA, pilih pekerjaan atau tugas yang perlu dievaluasi. Memilih pekerjaan untuk dianalisis mungkin terdengar sederhana, namun dapat menjadi pertimbangan penting ketika anda memiliki waktu dan sumber daya terbatas untuk menganalisis semua tahapan proses pekerjaan.

2. Merinci langkah-langkah pekerjaan dari awal hingga selesainya pekerjaan
Untuk melaksanakan JSA yang tepat dan menyeluruh, setiap pekerjaan harus dirinci. Langkah-langkah ini tidak hanya dibuat secara spesifik untuk satu pekerjaan tertentu, tetapi juga khusus untuk satu area kerja tertentu. Jika area kerja berubah tetapi jenis pekerjaan sama, tetap saja langkah-langkah dari pekerjaan tersebut perlu berubah juga.

3. Identifikasi bahaya
Setiap bahaya harus di identifikasi sesegera mungkin setelah pengamatan dan perincian setiap langkah pekerjaan selesai dilakukan. Jika satu atau lebih langkah pekerjaan perlu diulang, sebaiknya lakukan dengan segera jika memungkinkan.

4. Menentukan tindakan pengendalian
Setiap bahaya yang telah di identifikasi sebelumnya tentu membutuhkan pengendalian. Pengendalian ini menjelaskan bagaimana cara anda akan menghilangkan bahaya di area kerja atau bagaimana cara anda akan mengurangi resiko cedera secara signifikan.

5. Dokumentasi dan komunikasikan temuan analisis bahaya kepada pekerja
Setelah JSA selesai dilaksanakan, hasilnya harus di dokumentasikan dan di informasikan kepada pekerja sehingga mereka mengetahui bahaya terkait dengan pekerjaan yang akan mereka lakukan dan mengetahui tindakan pencegahan atau pengendalian yang membantu mereka agar tetap aman ketika bekerja.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel